Green Poultry adalah pertenakan yang memiliki visi menyediakan ayam probiotik herbal yang sehat, enak, bebas antibiotik & hormon penggemuk untuk masyarakat Indonesia.
Peternakan yang dibangun oleh Ibu Ina Rohadi ini terletak di Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan. Bu Ina selalu antusias saat menceritakan ayam-ayam yang Ia pelihara. Begitu pula jika bercerita tentang pengalaman para pelanggan setelah mengonsumsi produknya.
“Pelanggan kami yang mengonsumsi ayam herbal ada lho yang sembuh alerginya. Saat dia kembali makan ayam biasa (yang ditumbuhkan dengan antibiotic growth promotor) alerginya kambuh lagi. Gejalanya gatal-gatal di seluruh badan sampai sesak napas”, ujar Bu Ina.
Bu Ina dan tim kerjanya sangat senang karena ternyata produknya membantu menyehatkan pelanggan. Testimoni lainnya datang dari pelanggan yang mengalami sakit eksim. Setelah mengonsumsi ayam probiotik herbal, ternyata eksimnya tidak kambuh lagi.
Kondisi Peternakan Ayam Green Poultry
Setiap ayam di peternakan Green Poultry diberi nutrisi ramuan herbal. Pakan ayam bernutrisi tersebut terdiri dari jinten hitam, kunyit, jahe, pegagan, serta bakteri probiotik.
Proses pertumbuhan ayam juga didukung oleh pengaturan kandang yang nyaman untuk hewan ternak. Setiap kandang juga dilengkapi dengan kipas besar untuk menjaga sirkulasi udara agar tetap lancar. Tak heran jika ayam milik Bu Ina tumbuh menjadi ayam sehat.
Bu Ina juga memberi perhatian terhadap kehalalan produk. Proses penyembelihan ayam Green Poultry mengikuti kaidah penyembelihan sesuai syariat Islam.
Sehingga tidak perlu diragukan lagi, produk ayam herbal probiotik yang tersedia di Kecipir ini telah terjamin halal & thoyyib.
Testimoni Pelanggan Ayam Probiotik
Ayam Green Poultry telah dikenal sebagai ayam herbal probiotik Jabodetabek yang memiliki rasa enak. Jadi selain lebih sehat, rasa dan kualitas produk ayam milik Bu Ina ini tidak perlu diragukan lagi.
Berikut beberapa kelebihan daging ayam probiotik Green Poultry yang dikumpulkan dari testimoni para pelanggan:
- Mama Naufal, “Dagingnya keset dan tidak mengeluarkan air saat diungkep. Jadi yakin kalau ayamnya gak disuntik air”.
- Mama Azkia, “Rasanya dagingnya lebih gurih, khas, dan gak terlalu banyak lemaknya”.
- Mama Ibil, “Daging ayamnya agak empuk dan gak banyak lemak. Setelah dimasak lama tidak menyusut”.
- Bunda Raysa, “Daging mentahnya tidak bau amis seperti ayam potong biasa”.
- Bunda Astrid, “Diolah jadi masakan apa aja enak, dagingnya padat gak kempes setelah diungkep. Rasanya manis dan gak amis. Jauh lebih enak dari ayam di pasaran”.
Tertarik lebih sehat dengan mengonsumsi ayam bebas antibiotik? Bisa kamu order di link ini yaa.